Oknum Guru SMKN 1 Kadipaten Mengaku Anggota LSM dan Tuding Wali Murid “kekeyek” Guru

SMKN 1 Kadipaten

Majalengka. Kegiatan liputan awak media untuk melakukan klarifikasi beberapa hal terhadap proses penyelenggaraan serta tatakelola penggunaan anggaran sekolah atau yang lebih dikenal dengan anggaran (BOS) di satuan Pendidikan SMKN 1 Kadipaten Kabupaten Majalengka Provinsi Jawa Barat, namun dari beberapa kali kunjungan Kepala Sekolah SMKN 1 Kadipaten tidak dapat ditemui

Saat kunjungan terakhir pada tanggal 6 Oktober 2023, Kepala Sekolah SMKN 1 Kadipaten kembali tidak dapat ditemui. Awak media hanya ditemui humas sekolah dan beberapa guru lainnya untuk berdiskusi

Read More

Namun disela diskusi tersebut, masuklah salah satu guru yang berinisial Z dan ikut dalam perbincangan. Sayangnya guru tersebut melontarkan pernyataan dengan nada kurang bersahabat

“Mau apa bolak balik kesekolah ini kan sebelumnya sudah dijelaskan bahwa di sekolah kami tidak ada penjualan LKS bagi siswa” ucap uknum guru tersebut

“ Saya photo dulu buat ke teman-teman saya di LSM, karena saya juga anggota LSM” tambahnya

Dia kemudian melanjutkan ucapannya, dia mengeluhkan padatnya kegiatan namun di sekolah namun tidak merasa dibayar

“waduh saya capek menghadapi ini bahkan saya mengajar itu dengan lilahitaala, coba kalau bapak di posisi saya sebagai pendidik kewajiban saya sangat padat. Kewajiban saya di sekolah itu sampai jam 15.30, sedangkan siswa masih banyak kegiatan sampai jam 16.00 sampai Jam 17.00 . Kudu nungguan budak di sekolah, ka asup na dibayar hanteu” celotehnya

Menurut dia “masyarakat menuntut sekolah berkualitas, bahkan kami guru seolah-olah diperas kerjanya, rasa-rasanya saya sebagai pendidik kok menderita” ratapnya

Dia kemudian membandingkan biaya masuk sekolah dengan jenjang pendidikan TK, SD dan SMP dibanding dengan sekolah tempatnya mengajar

“Sudah mah sekolah disini digratiskan, KJM tidak di bayar.  Sedangkan di SD, di SMP dan di TK pengen masuk ajah 1,5 juta, sedangkan di sekolah SMKN Negeri 1 Kadipaten mah udah di gratiskan. Saya jujur sangat miris siswa siswi hayang dididik alus,  bayaran gratis hayang na orang tua .Tah kop pang didikeun da gratis atuh hayangna wae, da guru ge boga anak pamajikan. Jadi kahayang wali murid mah hayang na “ngekeyek”(menginjak-nginjak) wae ka guru-guru” cerocosnya

Terpisah, beberapa warga masyarakat saat dimintai pendapatnya menyayangkan sikap dan ucapan oknum guru tersebut. Menurut warga, tak seharusnya seorang guru melontarkan pernyataan yang dianggap mengesampingkan besaran pendapatan yang telah diberikan pemerintah kepada guru

“jangan munafik, meskipun sekolah gratis tapi dibiayai pemerintah. Guru sekarang itu sudah mendapatkan gaji dan tambahan penghasilan yang cukup besar. Jauh dibandingkan guru dulu” ujar seorang warga

“jika merasa “dikekeyek” oleh wali murid, silakan mundur saja jadi guru. Masih banyak guru baik lain yang benar-benar ikhlas mengajar meskipun dengan penghasilan terbatas karena masih honorer” kata warga lain

“itu guru anggota LSM mana ya.? Pantesan dia merasa “dikekeyek’, waktunya terbagi buat ngurusin sekolah dan LSM” timpal warga lainnya. (red)

Related posts