Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terus berupaya meningkatkan kapasitas diri dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. Melalui kegiatan Financial Investigation Specialized Training, KPK mengundang Independent Commission Against Corruption (ICAC) Hong Kong, China, untuk berbagi praktik baik pemberantasan korupsi di masing-masing negara.
Plt. Deputi Bidang Informasi dan Data Eko Marjono menjelaskan pelatihan ini akan membahas banyak hal dengan poin utamanya adalah investigasi keuangan khusus. Pada tahun 2019, KPK telah membentuk Forensic Accounting (FA) Unit untuk membantu penyidik dalam penanganan tindak pidana korupsi—khususnya mendorong upaya pemulihan aset (asset recovery).
“KPK banyak menghadapi kasus finansial yang melibatkan korporasi dan perorangan. Pengalaman dari ICAC Hong Kong akan bermanfaat kepada pelaksanaan tugas KPK. Bukan hanya capacity building, kegiatan ini juga bisa diperluas dengan joint investigation terkait dengan asset recovery,” kata Eko di Auditorium Randy-Yusuf, Gedung ACLC, KPK, Selasa (11/7).
Untuk dapat memberikan analisis yang akurat dan efisien, unit FA menggunakan teknologi machine learning untuk meningkatkan efektivitas penanganan kasus. Oleh karena itu, pada saat yang sama kebutuhan untuk mengembangkan kompetensi analis dalam menggunakan pembelajaran mesin sangat penting untuk mendukung pekerjaan analisis data dalam jumlah besar.
Eko berharap, para peserta pelatihan seperti Penyidik dan Jaksa Penuntut Umum bisa meningkatkan kapasitas analisis akuntansi forensik. Juga bisa mempelajari proses analisis yang meliputi pengumpulan informasi dan data, integrasi, evaluasi, analisis, serta membangun dan mengembangkan sistem yang memadai di ICAC Hong Kong.
“Untuk belajar dari pengalaman ICAC Hong Kong dalam menangani berbagai kasus penipuan/korupsi profil tinggi yang melibatkan perusahaan dan juga penggunaan pembelajaran mesin untuk menangani kasus-kasus ini,” ujarnya.
ICAC Hong Kong Juga Usung Strategi Trisula
Dalam upaya memberantas korupsi, baik KPK maupun ICAC Hong Kong memiliki strategi yang sama yaitu melalui pendekatan Trisula Pemberantasan Korupsi. Yaitu, pemberantasan korupsi tidak hanya mengedepankan upaya penindakan namun juga terfokus pada upaya pendidikan masyarakat dan pencegahan sistem.
Senior Investigator of Operations Department ICAC Hong Kong, Joan Wong berujar sejak didirikan pada tahun 1974, ICAC telah menganut tiga pendekatan yaitu penegakan hukum yang kuat, pencegahan sistemik, dan pendidikan masyarakat secara komprehensif dalam upaya memerangi korupsi. Melalui pendekatan tersebut ICAC berhasil menangani mulai dari gejala maupun akar penyebab korupsi.
Bersamaan dengan penegakan hukum, ICAC memberikan penekanan yang sama pada pencegahan sistem dan pendidikan publik untuk mempertahankan budaya integritas di masyarakat sehingga menghilangkan korupsi dari tempat berkembang biaknya. Melalui pendekatan “etika untuk semua” di mana kemitraan dibentuk dengan sektor publik dan swasta, ICAC membantu memperkuat kapasitas pencegahan korupsi dan menyebarkan pesan antikorupsi ke seluruh masyarakat.
“ICAC dibentuk dengan tujuan mengedukasi masyarakat tentang kejahatan korupsi serta menggalang dukungan publik dalam pemberantasan korupsi,” tukasnya.
Kegiatan ini rencananya akan berlangsung selama tiga hari hingga Kamis (13/7). Pelatihan ini diikuti oleh 40 peserta yang terdiri dari Jaksa, Penyidik, petugas dari Direktorat Labuksi, petugas dari Laboratorium Barang Bukti Elektronik, petugas Unit Analis Pemrosesan Informasi, petugas Unit Akuntansi Forensik, dan petugas dari Direktorat Pembinaan Jejaring Komisi dan Lembaga.
Materi yang didiskusikan selama tiga hari ke depan adalah Perencanaan Investigasi di ICAC, Proses Investigasi, dan Studi Kasus Penyidikan Kasus Korupsi. Forensic Accountant ICAC Hong Kong Natalie Li juga akan menjadi pembicara dalam kegiatan kali ini